Senin, 04 November 2013

Media Literacy

Sulit kita menghindar dari media exposure sat ini. Kalaupun itu terjadi, maka hidup akan terasa sepi dan dianggap keringgalan informasi! Coba lihat disekeliling kita, kita dikepung oleh media informasi dan komunikasi. Seperti contohnya televisi, radiio, surat kabar, tv kabel, apalagi kalau penyiaran  digital di Indonesia dimulai tahun 2015.
Untuk dapat mencerna makna pesan melalui media massa, maka kita harus melek media atau media literacy. Melek media adalah bukti yang menunjukan kemampuan seseorang untuk menganalisis, mengevaluasi, dan menciptakan pesan dalam berbagai mode, jenis dan bentuk media (Jane Talim, 2009, Education Specialist, The Provincial Centre of Exellence for Child and Youth). Masih menurut talim, melek madia juga dapat diartikan sebagai kemampuan menyaring dan menganalisis pesan yang diinformasikan, menghiburr dan menjual kepada kita setiap hari. 
Menurut Elizabeth Thoman terdapat 3 tahapan dalam melek media:

1. Tahap pertama adalah tahap dimana kita cukup dituntut untuk menyadari pentingnya kita menata asupan media kita, yakni bagaimana kita memilih dan mengurangi waktu yang kita luangkan untuk menonton TV, viedo, bermain game, dan melihat berbagai media cetak lainnya

2. Tahap kedua adalah belajar melihat kritis, seperti belajar menganalisis dan menanyakan apa yang terkandung dalam suatu kerangka media, bagaimana itu dikontruksi, dan apa yang kemungkinkan tertinggal/tercakup. Keterampilan melihat kritis ini dapat dipelajari didalam kelas atau kegiatan interaktif lainnya.

3. Tahap ketiga adalah mengesplorasi atau menggali secara lebih dalam isu-isu dibelakang frame suatu media. Siapa yang memprodksi media yang kita alami, dan apa maksudnya? Siapa yang diuntungkan? Siapa yang dirugikan? Hasil eksplorasi ini kadang-kadang menuntut perlunya upaya-upaya advokasi media untuk membenahi kebijakan-kebijakan publik dan upaya praktek-praktek bisnis
Semoga Bermanfaaat!;) 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar